Liburan terus bergerak kencang bersama dengan pemangku kepentingan daerah dalam mengembangkan potensi pariwisata lokal untuk mempercepat pemulihan pariwisata nasional. Diantaranya dengan pengembangan desa liburan seperti Wae Rebo dan Sawah Lodok di Kabupaten Manggarai sebagai salah satu penyangga destinasi liburan premium Labuan Bajo, Flores, Nusa Tenggara Timur.
Selain itu, Wae Rebo yakni kawasan super prioritas yang dikembangkan pemerintah yang menyimpan kultur rojok dan tenun sebagai materialisasi filosofi kehidupan bersama orang Manggarai yang dirajut tidak terpisahkan dengan alam dan penciptanya
Kampung adat di komponen selatan manggarai ini kini telah dikembangkan slot bet kecil menjadi desa liburan yang mempesona banyak wisatawan dan menjadi penyangga 50 persen ekonomi masyarakat Wae Rebo kecuali pertanian.
“Perbandingan pertanian dan pariwisata jauh sekali. Dilema pertanian jauh sekali ke desa bawah. Sehingga kami mengamati penghasilannya itu pariwisata nomor satu untuk masyarakat,” ujar Ketua Institusi Pekan Wae Rebo, Fransiskus Mudir, Liburan (11/4/21).
Kekhasan kultur yang memberi pengalaman unik bagi pariwisatawan itulah yang menguatkan Bupati Manggarai Heribertus G.L. Nabit mengemembangkan pariwasata dan ekonomi kreatif berbasis kultur sebagai penyangga destinasi super prioritas Labuan Bajo. Termasuk menjaga rantai pasok Labuan Bajo dari produk pertanian Manggarai.
Pengembagan liburan berbasis liburan itu ditunjang penuh oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau Kemenparekraf via bermacam wujud pelatihan dan pemberdayaan. Liburan berbasis kultur ini sekaligus meningkatkan jumlah wisatawan ke Labuan Bajo
“Melainkan kita yakni menopang Manggarai Barat dengan pariwisata kultur di sisi Manggarai. Dengan keinginan bahwa orang akan berkunjung ke Labuan Bajo. Ke Komodo dan sekitarnya, orang tahu itu di Manggarai Barat dan disampaikan sedikit mengenai kultur Manggarai. Budaya kalau mereka berharap tahu lebih dalam dapat datang ke Manggarai,” ujar Heribertus Nabit.
Ada juga sumber mata air yang berasal dari pegunungan yang dimanfaatkan oleh masyarakat desa untuk mandi, mencuci, dan untuk minum sehari-hari. Sumber mata air ini dinamai Sosor, yang di mana terdapat dua ragam yakni Sosor Pria dan Sosor Wanita.
Yakni di Wae Rebo malahan masih kental. Tuhan adanya upacara adat yang bernama Ritus Upacara Penti. Upacara ini yakni wujud syukur masyarakat kepada dan roh leluhur kepada seluruh wujud keinginan yang diterima selama satu tahun yang telah dilalui.
Desa liburan Wae Rebo juga mempunyai ragam seni yakni seperti rangku alu. Permainan serta tarian ini dilaksanakan dilaksanakan empat orang mengatur empat tongkat bambu, mengaplikasikan tongkat membentuk palang dan menggerak-gerakkannya. Sementara orang lainnya sepatutnya melompati komponen celahnya agar tidak terjepit bambu.